Revitalisasi Gerakan HPS, Gereja Katolik Indonesia


Kehadiran gerakan HPS dalam Gereja kita yang sudah berlangsung sejak 1982 hingga saat ini memperlihatkan adanya pertumbuhan pemahaman dan semakin berkembang dalam sikap dan perilaku umat dan ini menunjukkan kepedulian yang semakin luas. Gerakan HPS di dalam Gereja katolik sejak awal diprakarsai oleh Komisi PSE KWI sebagai Komisi yang gerak langkahnya sejalan dengan pengembangan HPS ini. Proses waktu sejak 1983 dimana sekretaris Komisi PSE KWI juga Direktur LPPS KWI maka kemudian LPPS KWI mengkoordinir pelaksanaan HPS tersebut bersama dengan Komisi Pendidikan, Komisi Komsos, Komisi PSE, WKRI dan Koptari. Sejak saat itulah LPPS KWI memproses bergulirnya Gerakan HPS bersama dengan mitra tersebut diatas sampai dengan tahun 2001. Berbagai upaya motivasi Gereja terhadap umat dan masyarakat sejak saat itu berproses mulai dari penyebaran leaflet sampai pengembangan solidaritas umat dan masyarakat baik yang berupa materiil maupun non materiil.

Esensi Gerakan HPS adalah membawa manusia sampai pada keselamatan sejati. Pangan adalah hidup dan hidup manusia telah tertebus oleh Yesus Kristus melalui solidaritasnya terhadap dunia. Yesus telah mengutus kita bersama untuk melanjutkan penyelamatannya bukan hanya melalui pengungkapan iman melainkan melalui perwujudan iman yang akan mampu menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Karena itu Gerakan HPS kita adalah Gerakan Kehidupan, bukan gerakan teknis melainkan gerakan penyadaran terhadap arti pangan bagi kehidupan manusia. Berbagai persoalan kelaparan sampai ketidakadilan sebenarnya adalah persoalan ketiadaan kesadaran iman dan tanggungjawab perutusan kita bersama sebagai putra-putri Allah. Ekaristi telah membawa kita masuk dalam satu kesatuan dengan Allah Sang pemberi hidup. Ekaristi adalah wujud kesediaan Yesus untuk menjadi makanan abadi bagi kita semua. Maka kitapun diutus untuk memberikan diri bagi kesejahteraan banyak orang.

Melalui peringatan HPS gerakan HPS diharapkan menyebarkan kebaikan Allah atas hidup dan kehidupan. Allah telah menganugerahkan semua sangat baik adanya, maka Gereja Katolik mengemban messages yang membangun kesadaran iman yang akan membentuk perilaku manusia yang menghargai kehidupan. Tugas dan perutusan akan messages HPS perlu dikomunikasikan agar ada disain baru karena perkembangan dan perubahan dunia selalu memerlukan jawaban yang kontekstual.

Revitalisasi Gerakan HPS

Kembali kepada perutusan iman kristiani kita bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Seperti halnya Kerajaan Surga di dunia ini setiap insan manusia berkewajiban membangun dan memelihara keutuhan ciptaan-Nya. Memang Kerajaan Surga seumpama harta yang terpendam di ladang (Mat 13:44-46). Perlu usaha yang tekun untuk menemukannya seperti perintah Yesus: “Duc in altum” (bertolaklah ke yang lebih dalam). Itu tantangan besar bagi kita di zaman ini yang mau hidup serba mudah. Awalnya kita harus bersusah-susah, namun kita harus percaya pada Yesus, yang akhirnya akan mendapatkan hasil berkelimpahan.

Namun demikian, perkembangan dunia ini telah menciptakan dua sisi mata uang: si kaya dan si miskin. Maka terhadap yang miskin dan berkekurangan pangan, Yesus berkata: “Kamu harus memberi mereka makan” (Mat 14:13-21). Seperti kejadian ketika ada 5.000 orang pengikut Yesus yang lapar. Pengajaran yang hendak disampaikan dalam peristiwa itu adalah upaya membangun persaudaraan dan solidaritas, mengembangkan kemampuan diri dari apa yang mereka miliki yang dikumpulkan bersama dan untuk kepentingan bersama; yang selalu dikaitkan dengan peran serta Allah dalam hidup manusia. Ini yang menginspirasi kita dalam tema HPS KWI 2010-2012: Menyelamatkan Pangan Bagi Semua.

Kita sadar bahwa Gereja tidak memiliki kemampuan teknis untuk membangun kecukupan pangan bagi semua. Lewat Gerakan HPS inilah kita berupaya membangun persaudaraan dalam mengembangkan kemampuan kita, sehingga Gerakan HPS kita adalah gerakan kehidupan dengan pangan sebagai investasi yang menghidupi. Dengan demikian segala upaya manusia membangun kehidupan pangan haruslah bermuara pada terwujudnya kesejahteraan bersama (bonum communae).

Harus diakui, sampai saat ini, banyak umat Katolik belum tahu Gerakan HPS. Sebagian besar dari umat yang tahu HPS menyamakan dengan gerakan pertanian organik dan seremonial HPS pada bulan Oktober sebagai sarana memperkenalkan keanekaragaman pangan. Secara khusus bagi sekolah-sekolah Katolik, HPS adalah saatnya membantu (dengan kolekte) teman mereka yang lapar.

Arah revitalisasi Gerakan HPS adalah untuk memaknai Gerakan HPS sebagai Gerakan Kehidupan. Bahwa pangan sebagai bahan pokok untuk manusia, harus mendapat perhatian serius dalam bidang:

a. Produsen: Meningkatkan kemampuan petani dalam produksi pangan dan ketrampilan mengolah pangan yang sehat, bermutu dan berkelanjutan, secara khusus mengarahkan pada pertanian organik.
b. Konsumen: Meningkatkan kesadaran akan pangan yang sehat dan bermutu; mengembangkan keanekaragaman pangan lokal, meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan teknologi pangan.
c. Modal: Mengembangkan permodalan yang dapat diakses dari dan untuk petani, termasuk tanah, sarana produksi, modal kerja; dalam hal ini berkaitan dengan upaya mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (CU, Koperasi, BPR) di daerah.
d. Pasar: Mengembangkan pasar yang berkeadilan dan berkelanjutan; mengembangkan relasi produsen dan konsumen (antara paroki pedesaan dan paroki kota).
e. Jaringan: Mengembangkan kerjasama kolaboratif antar pemangku kepentingan pangan yang saling memberdayakan.
f. Teknologi: Mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan, termasuk benih, peralatan pertanian, pembuatan pupuk, bio-energi, teknologi pengolahan pangan.
g. Lumbung Pangan: Mengembangkan ketersediaan pangan yang sehat, bermutu, beranekaragam dan berkelanjutan dalam sistem lumbung pangan.
h. Pemberdayaan alam: Mengelola sumberdaya alam yang tidak merusak dan menjamin berkelanjutan untuk kesejateraan bersama.

Komitmen dan Strategi

Dalam mengembangkan HPS sebagai Gerakan bersama, sangat dibutuhkan komitmen bersama serta strategi bersama baik dalam permasalahan penyadaran pada pemeliharaan kehidupan serta membangun solidaritas khususnya bagi mereka yang berkekurangan juga teknik produksi pangan yang murah, aman, sesuai budaya lokal dan sebagainya.

Karena pentingnya penyadaran HPS maka berdasarkan Surat Keputusan No.11 Sidang Tahunan Para Waligereja Indonesia tertanggal 4-8 November 2002 jajaran Komisi PSE diberi tugas untuk melanjutkan promosi dalam bentuk motivasi dan animasi dan pelayanan Hari Pangan Sedunia (HPS) dengan kemitraan : Komisi Pendidikan KWI, Komisi Komunikasi Sosial KWI, Koptari dan WKRI. Kemitraan ini diwujudkan dalam satu nama, Panitia HPS-KWI.

Di tingkat keuskupan, Komisi PSE mengambil peran utama dalam menggerakkan HPS yang dapat bekerja sama dengan komisi dan lembaga gerejani setempat, komunitas religius, DPC Wanita Katolik RI, kelompok basis, perguruan tinggi bahkan kelompok profesional yang peduli pada sosial kemasyarakat.

Diakui, Gereja sebagai persekutuan murid-murid Yesus Kristus tidak mempunyai kecerdasan teknis atau pun teknologi untuk mengatasi persoalan pangan. Gereja memiliki panggilan perutusan untuk menghadirkan wawasan kemanusiaan dalam persoalan pangan. Wawasan kemanusiaan ini terutama terkait dengan kehadiran kerjasama yang mampu menggerakan manusia untuk membangun kedaulatan pangan bagi diri sendiri dan sesama. Ajaran Sosial Gereja mengarus-utamakan wawasan bahwa Gereja adalah an expert in humanity Persoalan pangan menjadi perhatian Gereja, karena manusia mempunyai hak atas pangan sebagai bagian utuh perjalanan hidup di atas bumi.

Berikut adalah skema kegiatan yang terkait dengan Gerakan HPS:

PENYADARAN: spiritualitas yang menggerakkan, perayaan iman, Surat Gembala HPS dsb
PENDIDIKAN: penghargaan pangan di sekolah dan di rumah, peduli pada lingkungan, pengetahuan pemanasan global, pendidikan gizi dsb.
SOLIDARITAS: peduli pada sesama (yang lapar), kolekte HPS, uang saku sehari untuk peduli lingkungan, Rp. 1000 untuk temanku yang lapar, dsb.
PRODUKSI: pemanfaatan pekarangan untuk bertanam sayur dan buah, aneka tabulampot, kebun herbal, budidaya padi SRI, pertanian organik dsb
PENGOLAHAN: pengetahuan olah pangan yang sehat, teknik pengolahan aneka pangan lokal, teknologi tepat guna, kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, dsb
DISTRIBUSI: membangun jalur pemasaran pangan sehat, peluang usaha kelompok dsb
PERMODALAN: mengembangkan LKM, CU yang peduli pada petani, dsb
TEKNOLOGI: mengembangkan teknologi tepat guna, murah dan efektif.
LINGKUNGAN HIDUP: aksi penanaman pohon, peduli air untuk kehidupan, memelihara kawasan mangrove untuk sumberdaya ikan, dsb
JEJARING: mengembangkan kerjasama dengan banyak pihak.

Dari skema diatas terdapat banyak peluang untuk berpartisipasi dalam Gerakan HPS. Kita yakin bahwa banyak orang dengan berbagai pengalaman hidup khususnya yang berkaitan dengan pangan, akan peduli dengan gerakan HPS. Karena itu umat yang tergerak karena kasih perlu mengorganisasikan diri untuk memberikan pelayanan yang utuh (seperti yang ditandaskan dalam Ensiklik Deus Caritas Est). Kerelaan kehadiran (partisipasi) dalam mewujudkan gerakan pangan didukung umat, dengan kapasitas pengalaman masing-masing, sebagai SDM yang memperkaya dan memperkuat dalam gerakan HPS yang bernafaskan Kristiani.

Bagi umat yang berminat menambah informasi tentang HPS dapat mengunjungi website: http://haripangan.net/ atau bergabung dalam grup Facebook: Gerakan HPS. Selamat ber-HPS