Gagas Pendirian Pabrik Pupuk Organik

Lantaran kecewa mendapat alokasi pupuk organik yang sangat sedikit, Pemkot Batu berniat membuat pabrik pupuk organik sendiri. Lewat pabrik ini diharapkan, kebutuhan petani Batu akan pupuk dapat tercukupi semuanya.

“Untuk pupuk anorganik, alokasinya cukup banyak dan sudah mencukupi. Hanya saja untuk kebutuhan pupuk organik masih kurang,” beber Eko Suhartono, Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkot Batu, Jumat (20/2).

Sekadar diketahui, kebutuhan pupuk organik selama setahun di Kota Batu rata-rata mencapai 142.699 ton. Namun suplai yangditerima petani dari Petrokimia Gresik hanya 84 ton.

Menurut Kabag Perekonomian, Dr Achmad Samuji, ke depan pemkot tak bisa lagi terlalu bergantung terhadap pasokan pupuk organik dari Petrokimia Gresik. Karena itu, inisiatif membangun pabrik sendiri muncul.

”Pemkot membuka pintu seluas-luasnya bagi swasta untuk mendirikan pabrik organik di Kota Batu. Tak hanya izinnya yang akan kami jamin, tapi juga pemasarannya. Setidaknya kami bisa menyediakan pupuk organik bersubsidi jauh lebih banyak,” aku Samuji.

Untuk memudahkan pendirian pabrik dan penyediaan tenaga kerja, kata Samuji, pihak swasta bisa bekerja sama dengan KUD. Pemkot menjamin akan membeli pupuk yang dihasilkan dengan harga yang sama seperti dibeli dari Petrokimia dan akan menjualnya ke petani dengan harga yang lebih murah.

“Ini peluang bisnis baru. Biasanya, kami membeli dari Petrokimia Rp 1.200 per kg dan dijual Rp 500/kg ke petani. Kami berharap KUD di Kota Batu menangkap peluang bisnis ini agar petani tak lagi kekurangan pasokan pupuk organik,” tandasnya.st11

Suplai dan Bebutuhan Pupuk di Kota Batu antara lain, jenis pupuk dan kebutuhan (ton) suplai dari Petrokimia yaitu: Urea 1.051 1.051, ZA 3.971 3.971, Phonska 2.475 2.475, Pupuk Organik 142.699 84 sebagaimana sumber di Bagian Perekonomian Pemkot Batu 2009. (Surya Online, 21 Februari 2009)